Selasa, 14 Desember 2010

maketprogressUAS



gambarUAS








boardUAS


abstraksi

Pada tahun 1920 ( zaman kolonial Belanda ), kawasan Menteng mulai dibangun. Pada awalnya, kawasan Menteng dirancang sebagai perluasan Batavia dari Sunda Kelapa yang merupakan pusat kota ke arah selatan. Nama Menteng waktu itu adalah Weltervreden. Kawasan tersebut diperuntukkan untuk orang eropa dan pribumi menengah ke atas. Tatanan kotanya sangat khas dimana kawasan menteng menjadi kawasan elit yang tidak tercampur dengan pemukiman pribumi. Kawasan Menteng merupakan kawasan pertama yang menerapkan peraturan tata bangunan kota yang sudah diterapkan Belanda sebelumnya. Peruntukan di kawasan Menteng dirancanag berdasarkan berbagai kelas. Rumah tipe 1 – 3 dirancang untuk orang Eropa menengah ke atas dan terletak di daerah inti. Rumah tipe 4 -6 dirancang untuk orang belanda tingkat menengah dan pribumi. Rumah tipe 6 – 7 diperuntukkan sebagai pegawai dan biasanya berupa koppel (  rumah gandeng ). Dari kawasan Menteng, kita dapat melihat beragam unsur – unsur arsitektur yang mewakili kekhasan gaya arsitektur dari zaman ke zaman seperti indies lama, indies baru, art deco, art nouveau, de stijl, le corbusier dll. Kawasan Cikini Menteng memiliki beberapa landmark seperti Taman Ismail Marzuki yang dulunya adalah kebun binatang Cikini, Stasiun Cikini, RS PGI Cikini yang dulunya merupakan rumah Raden Saleh, SMPN 1 yang merupakan sekolah menengah pertama yang didirikan di Jakarta dan pasar bunga Cikini.
Elemen penting yang berada di Cikini adalah Kali Ciliwung. Zaman dulu, kota berkembang ke arah selatan mendekat ke sungai karena sungai dianggap sebagai faktor penting yang mendukung perkembangan suatu kota . Namun, ironisnya, sekarang kali ciliwung tidak dianggap penting lagi dan dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat terutama masyarakat penghuni pemukiman kumuh yang berlokasi di bantaran sungai. Bahkan, rumah – rumah yang didirikan di sepanjang sungai Ciliwung memantati sungai tersebut. Dari fenomena – fenomena diatas, isu yang akan diangkat adalah rusaknya ekologi sungai dimana rusaknya daerah aliran sungai merupakan penyebab utama terjadinya banjir. Oleh sebab itu, Cikini termasuk ke dalam area rawan banjir Jakarta. Program yang ingin diusulkan adalah fasilitas edukasi yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem sungai. Rincian programnya adalah tempat penyuluhan akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan kursus mendaur ulang barang bekas. Target utama pengunjungnya adalah orang – orang yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang ilegal. Biaya kursus yang dikenakan sangat rendah dimana peserta kursusnya dapat menjual hasil – hasil karya mereka. Tujuan dari pembuatan program tempat kursus adalah pemberdayaan masyarakat miskin yang tinggal di sepanjang bantaran sungai. Dengan membekali orang – oraang miskin tersebut kemampuan, diharapkan mereka dapat berjuang untuk mandiri dan keluar sendiri dari lingkar kemiskinan dan memiliki kehidupan yang mapan sehingga mereka akan punya kesadaran sendiri untuk pindah ke tempat yang legal dan lebih baik. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi sampah yang yang tidak dapat terurai oleh tanah dan menghemat pemakaian sumber daya baru yang berlebihan.
Keyword yang diambil dari Cikini adalah blend yang dapat dilihat dari bercampurnya zaman dulu dan zaman sekarang  dengan memasukkan program baru ke bangunan – bangunan tua yang tersisa di Cikini. Blend juga dapat dilihat dari beberapa spot di Cikini dimana adanya percampuran bangunan bermassa besar yang dihuni oleh kalangan menengah keatas dengan bangunan mermassa kecil yang dihuni oleh masyarakat miskin. Dalam desain, unsur blend diterapkan dengan membuat massing bangunan terlihat dari luar dengan pembatas yang lembut berupa perdu untuk meminimalisasi kesan edge agar lebih membaur dengan lingkungan sekitar. Facade bangunan juga menggunakan material seperti kayu dan seng untuk meleburkan diri dengan sekitar karena bangunan sekitar banyak yang menggunakan material tersebut. Untu blend di dalam site sendiri, dibuat area makan dan jualan di tengah – tengah agar dapat diakses oleh semua orang baik orang luar maupun orang dalam sehingga mereka membaur menjadi satu.

logbook